Pulau Sempu, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang,Jawa Timur. Pulau Sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Dalam pulau ini nyaris tidak ditemukan mata air payau.
Pulau
Sempu terletak di sebelah selatan Pantai Sendang Biru Kab. Malang. Dari
kota Malang jarak tempuhnya kurang lebih 75 km, sekitar 2 jam
perjalanan dari kota Malang. Pulau Sempu memiliki daya tarik tersendiri
bagi touris domestik maupun mancanegara karena Pulau Sempu masih sangat
alami dengan keindahan alamnya yang sangat angggun dan menawan.
Pulau
Sempu yang berdekatan dengan Samudera Hindia juga memberikan nilai plus
karena kita bisa melihat langsung keindahan Samudera Hindia dan ikan
Lumba-lumba khas Samudera Hindia yang berada di balik tebing Pulau
Sempu.
Sebuah
pulau kecil TANPA PENDUDUK yang terletak di bagian selatan Kabupaten
Malang. Pulau ini termasuk di wilayah Pantai Sendang Biru. Sempu
merupakan pulau yang difungsikan sebagai cagar alam.
Yah, tentu saja karena dijadikan cagar alam maka pulau ini hanya dihuni oleh flora dan fauna saja…tidak manusia yang menetap di sana. Oleh sebab itu pulai ini masih sangat alami, pantai-pantai di Sempu juga masih sangat alami, seperti belum dijamah manusia.
Yah, tentu saja karena dijadikan cagar alam maka pulau ini hanya dihuni oleh flora dan fauna saja…tidak manusia yang menetap di sana. Oleh sebab itu pulai ini masih sangat alami, pantai-pantai di Sempu juga masih sangat alami, seperti belum dijamah manusia.
The
Beach (2000), salah satu film yang dibintangi Leonardo Dicaprio,
merupakan film yang memiliki latar belakang yang indah yakni Pulau
Phi-Phi di Thailand. Pesona keindahan alamnya, memancing banyak orang
untuk berkunjung kesana. Beruntung bagi warga Indonesia bahwa pesona
keindahan alam tersebut dapat dinikmati tanpa harus terbang ke Thailand.
Pulau Sempu, salah satu pulau di Indonesia yang acapkali disamakan
dengan latar belakang film The Beach ini. Sebuah pulau kecil di selatan
Pulau Jawa ini merupakan salah satu asset pariwisata yang dimiliki
Indonesia. Keperawanannya pun relatif terjaga karena tergolong sebagai
salah satu cagar alam yang dilindungi pemerintah Indonesia. Selain
pesona alam yang indah, beragam flora dan fauna juga ikut mewarnai
keindahan ciptaan Sang Khaliq ini. Bagi para Pecinta Alam Indonesia,
pulau ini layaknya tempat bulan madu yang menawan.
Secara
geografis, Pulau Sempu berada ± 90km di selatan Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Pulau yang memiliki luas sekitar 877 Ha ini, merupakan merupakan
sebuah cagar alam yang berada dibawah naungan Balai Konservasi Sumber
Daya Alam provinsi Jawa Timur.
Cagar
alam merupakan suatu kawasan suaka alam karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem
tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara
alami (Sumber: Wikipedia). Berbagai jenis fauna seperti Babi Hutan,
Kancil, dan konon katanya juga terdapat Macan Tutul serta bermacam-macam
burung terutama Burung Rangkong. Tentunya selain fauna, Keseimbangan
ekosistem flora juga diperhatikan di cagar alam ini. Cap sebagai Cagar
Alam membuat pulau ini menjadi sangat nyaman bila dikunjungi.
CERITA PERJALANAN
Setelah
kita sampai di Pantai Sendang Biru, sebelum menyeberang ke Pulau Sempu,
kita harus melapor dulu ke BKSDA yg ada disana. Setelah mengantongi
Surat Ijin dari BKSDA, baru kita menuju pos nelayan yg akan
menyeberangkan ke P. Sempu. Tanpa surat ijin, kita tidak akan
diseberangkan oleh para nelayan disitu. Perjalanan dari Pantai Sendang
Biru ke P. Sempu memakan waktu kurang lebih 15 menit.
Pada umumnya dalam menjelajah ke Pulau Sempu bisa melewati 2 jalur, yakni
•
Jalur timur diperuntukkan bagi para pecinta alam yang menyukai
tantangan dan berniat untuk memutari area Pulau Sempu. Setidaknya ada 4
medan yang akan kita temui bila melewati jalur ini, yakni susur hutan,
susur rawa, sisir tebing, dan susur pantai. Jalur timur melewati Pantai
Waru-Waru – Telaga Lele – Telaga Sat – Pantai Kura-Kura – Pantai Pasir
Panjang – Pantai Kembar 1 – Pantai Kembar 2 – Segara Anakan – Teluk
Semut.
•
Jalur barat diperuntukkan bagi para “wisatawan” yang ingin menikmati
keindahan segara anakan. Jalur ini relatif sudah nyaman untuk dilalui,
karena jalur ini seperti buatan manusia yang sudah sering dilewati.
Jalur barat melwati Teluk Semut – Segara Anakan – Teluk Semut.
Kami memilih jalur timur untuk dilalui. Dan kami membaginya menjadi beberapa trip:
Kami memilih jalur timur untuk dilalui. Dan kami membaginya menjadi beberapa trip:
Start
dari Pantai Waru-waru, pantai indah dengan ciri-ciri ada batang pobon
yang menjorok ke pantai menuju Telaga Lele. Jalan setapak yang dulunya
masih mudah sekarang telah tertutup pohon tumbang. Potong kompas dan
tebas hutan kami lakukan untuk melewati medan ini. Dan untuk melewati
medan ini, pastikan menggunakan baju lapangan lengkap dari atas sampai
bawah (tutup kepala, slayer, kaos lengan panjang, kaos tangan, celana
panjang, sepatu). Kurang lebih 2,5 jam kami sampai di Telaga Lele.
Telaga yang konon bila kita memancing disana, ikannya harus dimakan
disana, dan tidak boleh dibawa pulang. Perjalanan dilanjutkan menuju
Telaga Sat. Cukup mudah, cukup cepat dan cukup mengerikan karena melalui
hutan dengan vegetasi rapat. Kurang lebih 1 jam cukup untuk sampai di
Telaga ASat. Telaga ASat merupakan telaga yang airnya tinggi saat musim
penghujan dan surut saat kemarau. Hati-hati bila musim hujan, karena
jalan setapak dipinggir danau tertutup air. Kami harus berputar-putar
selama 2 jam untuk melewati telaga ini untuk menemukan jalan selajutnya.
Susur rawa merupakan medan antara Telaga Asat dan Pantai Kura-kura.
Trip 1 berakhir indah ketika terlihat pantai dengan karang berbentuk
mirip kura-kura. Melepas penat setelah seharian menebas hutan belantara.
Alhamdulillah!
*Saran saja, bila berniat beristirahat disana, ada sebuah tebing yang berbentuk gua, bisa untuk membangun tenda, terlindung dari badai, hujan, dan angin.
*Saran saja, bila berniat beristirahat disana, ada sebuah tebing yang berbentuk gua, bisa untuk membangun tenda, terlindung dari badai, hujan, dan angin.
Keesokan
harinya, perjalanan pun dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Segara
Anakan. Rombongan kali ini harus berhati-hati dalam tiap langkah karena
medan yang cukup berat.
Tanah
yang berlumpur dengan kemiringan 60 derajat, akar-akar banir yang lalu
lalang menghadang kaki, jembatan-jembatan alam yang berasal dari pohon
tumbang, serta perjalanan yang cukup jauh.
Persediaan
air tawar untuk minum pun semakin menipis. Selama kurang dari tiga jam
berjalan kaki, rombongan hanya beberapa kali istirahat dengan minum yang
hanya seteguk.
Sempat juga kami bertemu dengan rombongan lain yang berasal dari Sidoarjo
Setelah
melewati hutan berlumpur selama 2 jam, mata kami langsung disergap oleh
pemandangan indah air Segara Anakan yang berada di sisi sebelah kanan.
Di
sini, kami harus lebih berhati-hati karena jalan sangat sempit yang
hanya cukup dilalui oleh satu orang, dengan dibatasi tanah tegak di sisi
sebelah kiri dan tebing karang curam di sebelah kanan.
Puas dan bahagia, seperti itulah yang dirasakan oleh rombongan begitu sampai di Segara Anakan.
Puas dan bahagia, seperti itulah yang dirasakan oleh rombongan begitu sampai di Segara Anakan.
Segara Anakan memang luar biasa indah. Seperti danau di tepi pulau.
Segara Anakan seperti kolam renang pribadi dg suasana pantai yg dikelilingi tebing yg tinggi. Benar-benar tertutup tebing.
Sebenarnya
segara Anakan ini merupakan pantai yg menghadap Samudra Hindia, tetapi
karena dipisahkan oleh tebing maka menjadi seolah-olah terpisah dari
pantai sehingga seperti kolam renang tertutup alami.
Air
laut dari Samudra Hindia masuk melalui satu lubang kecil berdiameter
kurang lebih 1 meter di tengah-tengah tebing ketika ombak Samudra Hindia
berdebur keras dan tinggi.
Airnya begitu jernih dan biru serta pasirnya yang begitu putih dan indah.
Di
sini juga banyak terdapat kera-kera liar yang bergelantungan di pohon
sambil sesekali mendekati dan memandang heran kepada kami. Permukaan
danau pun mengalami pasang surut seperti halnya pasang surut air laut.
Air di Segara Anakan sangat asin. Ketika masuk ke dalam danau, saya
dapat berenang maupun snorkeling karena pemandangan bawah danaunya cukup
indah.
Di
sisi sebelah selatan, terdapat tebing karang yang cukup terjal.
Walaupun sudah dipasang bendera merah tanda bahaya, tetap saja beberapa
dari kami termasuk saya menaiki tebing karang tersebut. Kenekatan kami
terbayar dengan sajian di depan mata.
Samudra Hindia yang tak ada ujungnya. Gelombang laut yang luar biasa besar.
Segara
anakan, inilah tujuan wisata pulau Sempu. Laut kecil yang berwarna
hijau, tenang, indah, dan ada lubang karang tempat air laut bermuara.
Saat itu serasa tempat itu benar-benar milik kami. Tebing yang curam di
pinggir laut menyuguhkan deburan ombak yang menggerus tebing karang.
Bukit yang tinggi menyuguhkan pemandangan Pulau Sempu dari atas dan
pemandangan samudra hindia dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Di Teluk Semut, menunggu jemputan nelayan yang akan mengantarkan kembali ke Pantai Sendang Biru.